MAKALAH
AGAMA
“Tujuan manusia dan fungsi di dalam hidupnya”
KELOMPOK
:
1. Ayattullah Fatchur R
2. Farouq Avero
3. Muhammad Buher
(Komputerisasi Akuntansi)
AMIK
TARUNA PROBOLINGGO
Jln.
Raya Leces No. 23 Probolinggo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Manusia adalah makhluk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan
dibandingkan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Manusia dilengkapi akal untuk
berfikir yang membedakannya dengan binatang. Mengenai proses kejadian manusia,
dalam Al-Qur’an (QS. Al-Hijr (15) : 28-29) diterangkan bahwa manusia diciptakan
dari tanah dengan bentuk yang sebaik-baiknya kemudian ditiupkan ruh kepadanya
hingga menjadi hidup.
Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa
manusia berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang
sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti
sekarang ini. Di lain pihak
banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia tersebut.
Khususnya agama Islam yang meyakini bahwa manusia pertama adalah Nabi Adam a.s.
disusul Siti Hawa dan kemudian keturunan-keturunannya hingga menjadi banyak
seperti sekarang ini. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan
informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang
mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama. Untuk itu dalam makalah ini akan
dijelaskan bagaimana proses kejadian manusia menurut Al-Qur’an, hadist, maupun
iptek.
Selain itu dalam
makalah kali ini yang berjudul “Tujuan manusia dan fungsi di
dalam hidupnya” dan
yang akan di paparkan di dalamnya adalah tujuan dan fungsi manusia di dalam
hidpnya. Agar kita mengetahui dan menyadari bahwa kita tahu tujuan dan fungsi
kita ada didunia ini.
1.2 Rumusam Masalah
a. Apa pengertian manusia
b. Apa tujuan manusia hidup didunia ini
c. Apa fungsi manusia hidup didunia ini
1.3 Tujuan
a. Megetahui pengertian manusia
b. Mengetahui tujuan manusia hidup didunia ini
c. Mngetauhui fungsi manusia hidup didunia ini
Bab 2 Pembahasan
1.1 Pengertian
Manusia
1.1.1 Pengertian
Manusia Menurut Pandangan Islam
Manusia dalam
pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan sekepal tanah di bumi.
Manusia dalam pandangan kaum materialism, tidak lebih dari kumpulan daging,
darah, urat, tulang, urat-urat darah dan alat pencernaan. Akal dan pikiran
dianggapnya barang benda, yang dihasilkan oleh otak.[1] Pandangan ini
menimbulkan kesan seolah-olah manusia ini makhluk yang rendah dan hina, sama
dengan hewan yang hidupnya hanya untuk memenuhi keperluan dan kepuasan semata.
Dalam pandangan
Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang
diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati,
sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa Al-Qur’an menurut
sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia
dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan
tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah (makhluk alternatif)
tetap hidup dengan ajaran Allah (QS. Al-An’am : 165). Karena ilmunya itulah
manusia dilebihkan (bisa dibedakan) dengan makhluk lainnya, dan Allah
menciptakan manusia untuk berkhidmat kepada-Nya, sebagaimana firman Allah dalam
surat Adz-Dzariyat (51) : 56.
Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat
(51) : 56).
1.1.2 Pengertian
Hakikat Manusia
Manusia adalah
makhluk ciptaan Allah yang paling mulia diantara makhluk ciptaan-Nya. Oleh
sebab itu manusia diharuskan mengenal siapa yang menciptakan dirinya sebelum
mengenal lainnya.[2]
Hakekat manusia
adalah sebagai berikut :
- Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
- Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
- Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
- Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
- Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
1.1.3 Manusia dalam Pandangan Antropologi
Pada awalnya di
dunia ini hanya ada satu sel yang kemudian berkembang dan mengalami
percabangan-percabangan. Percabangan ini mengakibatkan adanya variasi mahluk
hidup di dunia ini. Menurut Charles Darwin dalam teori Evolusinya, manusia
merupakan hasil evolusi dari kera yang mengalami perubahan secara bertahap
dalam waktu yang sangat lama. Dalam perjalanan waktu yang sangat lama tersebut
terjadi seleksi alam. Semua mahluk hidup yang ada saat ini merupakan
organisme-organisme yang berhasil lolos dari seleksi alam dan berhasil
mempertahankan dirinya. Dalam teorinya ia mengatakan : “Suatu benda (bahan)
mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan”. Kemudian
ia memperluas teorinya ini hingga sampai kepada asal-usul manusia.
Dapat
disimpulkan bahwa manusia dalam pandangan Antropologi terbentuk dari satu sel
sederhana yang mengalami perubahan secara bertahap dengan waktu yang sangat
lama (evolusi). Berdasarkan teori ini, manusia dan semua mahluk hidup di dunia
ini berasal dari satu moyang yang sama. Nenek moyang manusia adalah kera. Teori
Evolusi yang dikenalkan oleh Charles Darwin ini akhirnya meluas dan terus
dipakai dalam antropologi.[3]
Teori ini
mempunyai kelemahan karena ada beberapa jenis tumbuhan dan hewan yang tidak
mengalami evolusi dan tetap dalam keadaan seperti semula. Misalnya sejenis
biawak/komodo yang telah ada sejak berjuta-juta tahun yang lalu dan hingga kini
tetap ada. Jadi dapat kita katakan bahwa teori yang dianggap ilmiah itu
ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat
dibuktikan.
1.1.4 Manusia dalam Pandangan Agama Islam
Dalam Agama
Islam, segala sesuatunya telah diatur dengan baik dan digambarkan dalam kitab
suci Al-Quran. Tidak luput olehNya, bagaimana proses pembentukkan manusia
yang juga digambarkan sejelas-jelasnya. Dalam Al-Qur’an jika dipadukan dengan
hasil penelitian ilmiah menemukan titik temu mengenai asal usul manusia ini.
Terwujudnya
alam semesta ini berikut segala isinya diciptakan oleh Allah dalam waktu enam
masa. Keenam masa itu adalah Azoikum, Ercheozoikum, Protovozoikum,
Palaeozoikum, Mesozoikum, dan Cenozoikum. Dari penelitian para ahli, setiap
periode menunjukkan perubahan dan perkembangan yang bertahap menurut susunan
organisme yang sesuai dengan ukuran dan kadarnya masing-masing (tidak
berevolusi).[4]
Manusia
dikaruniakan oleh Allah akal untuk berfikir. Dengan akal, manusia mampu
membedakan antara yang haq (benar) dengan yang bathil (salah). Dengan akal
pula, manusia mampu merenungkan dan mengamalkan sesuatu yang benar tersebut.
Dengan karunia akal, manusia diharapkan dapat memilah dan memilih nilai-nilai
kebenaran, kebaikan dan keindahan.
Disamping
memiliki akal, manusia selalu terlahir dengan 3 naluri yang pasti ada dalam
dirinya, yaitu :
- Naluri untuk mensucikan sesuatu : naluri untuk beragama dan menyebah sesuatu yang lebih dari pada dirinya.
- Naluri untuk mempertahankan eksistensi diri : manunia punya kecenderungan marah, sedih, senang dll.
- Naluri untuk melestarikan dirinya : naluri kasih sayang.
2.1Tujuan manusia
Tujuan utama penciptaan
manusia adalah agar manusia itu mengabdi kepada Allah artinya sebagai hamba
Allah agar menuruti apa saja yang diperintahkan oleh Allah swt. Hidup menurut
konsep islam bukan hanya kehidupan duniawi semata, tetapi berkelanjutan sampai
pada kehidupan ukhrowi (alam akherta). Dan apa yang kita lakukan selama
di dunia, maka itulah yang akan kita petik di akherat nanti.
Hidup di dunia ini
merupakan terminal dari perjalanan kehidupan manusia yang panjang, mulai dari
alam arwah, alam arham, alam dunia, alam barzakh
dan berakhir di alam akherat. Dan untuk bisa berakhir dengan happy
ending salah satunya adalah dengan mendapat ridho dari Allah SWT. Dan
inilah yang menjadi tujuan hidup manusia yaitu mencari ridho Allah SWT. yang
direalisasikan dalam bentuk perjuangan menjalankan tugas dan fungsi gandanya
tersebut.
3.1.Fungsi manusia
Sedangkan fungsi dari penciptaan manusia ini secara global kami menyebutkan
tiga kalsifikasi, yaitu:
- Manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi
Khalifah
disini maksudnya menjadi penguasa untuk mengatur dan mengendalikan segala
isinya. Sebagai pedoman
hidup manusia dalam melaksanakan tugas itu, Allah menurunkan agama-Nya.
Agama menjelaskan dua jalan yaitu jalan yang bahagia dan jalan yang akan
membahayakannya.
Perbedaan
tingkat yang akan diadakan oleh Allah di dalam masyarakat manusia,
bukanlah suatu kesempatan bagi si kuat untuk menganiaya si lemah atau si kaya
tidak memperdulikan si miskin, melainkan suatu penyusunan masyarakat ke
arah kebaikan hidup bersama melalui tolong menolong.[7]
- Manusia sebagai Warosatul Anbiya’
Kehadiran Nabi
Muhammad saw. di muka bumi ini mengemban misi sebagai ‘Rahmatal lil ‘Alamiin’
yakni suatu misi yang membawa dan mengajak manusia dan seluruh alam untuk
tunduk dan taat pada syari’at-syari’at dan hukum-hukum Allah swt. guna
kesejahteraan perdamaian, dan keselamatan dunia akhirat.
Misi tersebut
berpijak pada trilogy hubungan manusia, yaitu:
- Hubungan manusia dengan Tuhan, karena manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya.
- Hubungan manusia dengan masyarakat, karena manusia sebagai anggota masyarakat.
- Hubungan manusia dengan alam sekitarnya, karena manusia selaku pengelola, pengatur, serta pemanfaatan kegunaan alam.
- Manusia sebagai ‘Abd (Pengabdi Allah)
Fungsi ini
mengacu pada tugas-tugas individual manusia sebagai hamba Allah swt. Tugas ini
diwujudkan dalam bentuk pengabdian ritual kepada Allah swt. dengan penuh
keikhlasan. Secara luas konsep ‘abd ini meliputi seluruh aktivitas manusia
dalam kehidupannya. Semua yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya dapat
dinilai sebagai ibadah jika semua yang dilakukan (perbuatan manusia) tersebut
semata-mata hanya untuk mencari ridha Allah swt.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah
kita menjabarkan mulai dari pengertian dari manusia sampai dengan fungsi
manuisa maka dapatlah kita simpulkan bahwa Pengertian manusia menurut
pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang
diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat
memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul.
Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan
sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4)..Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini
berarti bahwa ia adalah satu-satunya makhluk hidup yang mempunyai pengetahuan
atas kehadirannya sendiri. Ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan
menilai dirinya.
Selayaknya ilmu perakitan
komputer, maka Allah telah merakit manusia dengan sistem hardware dan software,
lengkap, berkualitas tinggi dan multifungsi. Kesemua perangkat ini bekerja
secara sinergis dan dinamis agar manusia bisa menjalankan fungsinya sebagai
khalifah Allah di bumi. Tujuan utama penciptaan manusia adalah agar
manusia menyembah dan mengabdi kepada Allah swt. Sedangkan fungsi penciptaan
manusia ke dunia, diklasifikasikan ke dalam tiga (3) pokok, yaitu:
- Manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi
- Manusia sebagai Warosatul Anbiya’
- Manusia sebagai ‘Abd (Pengabdi Allah)
3.2
Saran
Setelah
mengetahui Pengertian manusia, tujuan dan fungsinya , karena jiwa yang memperoleh keridhaan Allah
adalah jiwa yang berbahagia, mendapat ketenangan, serta akan memperoleh imbalan
surga. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Hai jiwa yang tenang.
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhainya. Maka masuklah
dalam jamaah hamba-hambaku. Dan masuklah ke dalam surgaku.” (QS Al Fajr :
27-30)
Selama hidup di
dunia manusia wajib beribadah, menghambakan diri kepada Allah. Seluruh
aktivitas hidupnya harus diarahkan untuk beribadah kepada Allah SWT sebagai
pencipta semua makhluk.
Semoga dapat
menjadi pembelajaran bagi kita semua sehingga kita menjadi manusia yang
senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Dengan
terselesaikannya makalah ini semoga bermanfaat bagi semuanya dan pembaca
khususnya. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan yang harus dibenahi. Untuk itu masukan-masukan dari pihak-pihak yang
merespon makalah ini sangat ditunggu.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar