A.
PENGERTIAN
MANUSIA
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘manusia’ diartikan sebagai ‘makhluk yang
berakalbudi (mampu menguasai makhluk lain); insan; orang’ (1989:558). Menurut
pengertian ini manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi potensi akal dan budi,
nalar dan moral untuk dapat menguasai makhluk lainnya demi kemakmuran dan
kemaslahatannya. Dalam bahasa Arab, kata ‘manusia’ ini bersepadan dengan
kata-kata nâs, basyar, insân, mar’u, ins dan lain-lain. Meskipun bersinonim, namun
kata-kata tersebut memiliki perbedaan dalam hal makna spesifiknya. Kata nâs misalnya
lebih merujuk pada makna manusia sebagai makhluk sosial. Sedangkan kata basyar
lebih menunjuk pada makna manusia sebagai makhluk biologis. Begitu juga dengan
kata-kata lainnya.
Hemat
penulis manusia, manusia adalah mahluk yang istimewa. Manusia dianugrahi oleh
Allah dengn berbagai bekal, seperti : naluri (instinct), panca indra,
akal, dan lingkungan hidup untuk dikelola dan dimanfaatkan. Dengan akalnya
manusia telah merumuskan beraneka ilmu pengetahuan;teori, kemudian alat dan
keahlian yang kesemuanya itu menjamin kelangsungan hidup manusia itu sendiri.
Berbeda dengan tumbuhan yang hanya diberikan naluri (insting) seuai dengan
fungsi dan tujuan hidupnya, ataupun hewan yang mempunyai naluri dan nafsu.
Dalam
pandangan kebendaan (materialisme), manusia hanyalah merupakan benda dari
kumoulan organ-organ seperti : daging, tulang, urat, darah, pencernaan dan
lainnya yang apabila sampai masanya akan kembali kepada benda juga meskipun bentuknya
mungkin berbeda. Kepercayaan mereka hanya sampai pada sesuatu yang dadap
dibuktikan oleh panca indra.
Dalam
pandangan islam, manusia terdiri dari dua unsur yaitu : materi dan imateri.
Tubuh manusia berasal dari unsure materi, yaitu tanah. Sedangkan roh berasal dari substasi immateri di alam
ghaib.
B. FUNGSI MANUSIA
Allah menciptakan manusia
bukanlah kerena kebetulan semata, yang hanya hidup dan mati tanpa tanggung
jawab sebagai mana pandangan kebendaatan di atas.
Manusia
diciptakan oleh allah mempunyai fungsi ganda, yaitu :
1.
Sebagai Kholiah Allah
Kholifah berarti pengganti, penguasa, pengelola, dan
pemakmur. Selaku kholifah manusia mempunyai tanggung jawab untuk mengelola bumi
ini. Sebagai ladang untuk untuk menanam bekal untuk kehidupan di akherat nanti.
Dan salah stau syarat mutlak agar manusia bisa mengelola bumi ini dengan baik
adalah dengan ilmu pengetahuan yang diperolh dari proses belajar secara
terus-menerus.
2.
Sebagai
Hamba Allah
Selaku hamba
Allah, secara otomatis manusia haruslah tunduk dan patuh dengan
perintah-Nya. Selain itu dalam meminta pertolonganpun haruslah kepada Allha
bukan pada sesame mahluk Allah, karena itu merupakan perbuatan syirik dan tak
bisa diampuni dosanya oleh Allah.
C.
TUJUAN HIDUP MANUSIA
Hidup menurut konsep islam bukan hanya kehidupan duniawi
semata, tetapi berkelanjutan sampai pada kehidupan ukhrowi (alam
akherta). Dan apa yang kita lakukan selama di dunia, maka itulah yang
akan kita petik di akherat nanti.
Hidup di dunia ini merupakan terminal dari perjalanan
kehidupan manusia yang panjang, mulai dari alam arwah, alam arham,
alam dunia, alam barzakh dan berakhir di alam akherat. Dan
untuk bisa berakhir dengan happy ending salah satunya adalah dengan
mendapat ridho dari Allah SWT. Dan inilah yang menjadi tujuan hidup manusia
yaitu mencari ridho Allah SWT. yang direalisasikan dalam bentuk perjuangan
menjalankan tugas dan fungsi gandanya tersebut.
Sumber : HD, Kaelany, “ISLAM & ASPEK-ASPEK
KEMASYARAKATAN”, Jakarta : Bumi Asara, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar